28.10.08

SAJAKs2001

REMADJA
Remaja bukanlah suatu kebanggaan
Wanita bukanlah suatu impian
Nafsu bukanlah suatu kebutuhan
Akan tetapi remajalah
Yang membanggakan dirinya
Dengan adanya impian disertai suatu kebutuhan
Untuk mengisi kehidupan yang sementara
14 januari 2001

TANGISANKU
Kerpadaku
Pengorbanan apa yang telah beliau berikan
Dariku
Niat apa yang beliau iniginkan
Apakah aku mesti membalas pengorbanannya
Haruskah kami beridealis untuk niat sucinya
Tidak…..
Tidak semudah itu sobat
Sebentar lagi kita akn seperti beliau
Namun apa yang patut kita berikan
Sebelum beliau mengakhiri kehidupan ini
Kawan
Beliau berkorban dengan ikhlas
Beliau berniat dengan haarapan suci
Namun apa yang ia inginkan untuk dunia dan akhirat
Apakah aku harus mendo’akannya
Apakah kami mesti menjadi anak yang saleh
Sekiranya aku besar tanpamu
Seandainya aku besar hanya dengan do’amu
Kepada siapa kammi mesti mengadu dan mengharap
18 januari 2001


NAFSU
Pilihan adalah kebebasan
Akan tetapi pemuda ingin pilihan sendiri
Namun…..
Mengapa mereka mendapat kebebasan
Hidup ini terbatas
Akan tetapi pemuda ingin perhatian
Namun….
Mengapa mereka melampaui batas
Kesenangan hanya sementara
Mengapa menurut mereka kekal
Dunia ini memang hampa
Mengapa mesti mereka isi
Pandangan itu indah
Pendengaran itu merdu
Mengapa mereka menyimpang
Cinta itu buta ,Mengapa teguh mereka raih
Maret 2001


FOR KU&MU
Kawan
Di pondok suci ini
Kita dibatasi oleh masa
Sadarilah keberadaan kita
Sebelum muncul cikal benci
Sobat
Kecintaan
Kekompakan
Pengertian
Hidupkanlah di antara kita
Eratkan tali persaudaraan
Sisikan prasangka buruk
Selagi kita berdampingan
Untuk kenangan kelak
Kawan
Persahabatan hadir
Bukan berarti lepasnya pengertian
Bukan berarti milik bersama
Jangan karena akan berpisah
Bersenang-senanglah dengan waktu ini
Bersenang-senanglah sebelum berpisah
Berbagi-bagilah kenangan yang suci
Sadarilah arti berpisah
Kita berpisah bukan karena benci
Kita menangis bukan karena bangga
Biarkanlah kita berpisah dengan husnul khatimah
Biarkanlah kita menangis dengan kenangan
Mungkin jiwa kita
Masih harus tetap bersama
Mungkin diri kita
Mesti harus akan berpisah
April 2001

SADARILAH
Tidak bukan berarti menolak
Maka tolaklah segala yang tidak tidak
Konflik bukan berarti bersatu
Mengapa kita bersatu kemudian
Bersatu bukan berarti pecah
Mengapa persatuan kita dapat pecah dan punah


penamatan K@U*
Ya Allah
Enam tahun kami di bui suci
Engkau memberikan yang kami mampu
Kesyukuran patut pada kami
Syukur dan puji kami hanyalah untukmu
Penyakit, kekuatan, semangat dan cobaan
Adalah pujian yang engkau berikan
Akhirnya kami akhiri dengan penamatan
Hamdalalah yang pantas kami ucapkan
Ya rasul
Izinkan kami menjadi pengikutmu
Meskipun melalui pondok ini
Terimalah kami sebagai umatmu
Semoga muhammadiyah tetap pada kami
Oooh pondokku
Di mana kami mendpapat liku-liku kehidupan
Di mana lagi kami akan mendapatkan tempat sepertimu
Apakah kami akan mendapat tempat sejenismu
Yang di dalamnya mengajarkan kemandirian & kedewasaan
Terima kasih kami ucapkan kepada mereka
Yang telah berjasa memnggantikan orang tua kami
Yang telah ikhlas mewarisi ilmunya kepada kami
Yang telah memaksa kami untuk bersosial dan berdemokratis
Yang telah menghukum kami dengan hikmah
Terima kasih pula kepada engkau
Yang telah memberikan beribu semangat
Yang telah menghibur kami dengan canda
Yang telah memberikan kepadaku berjuta kesan
Yang telah memaksa aku untuk mengingat-Nya
Wahai saudaraku
Penderitaan yang kita lalui bersama
Ikhlaskanlah untuk pelajaran nantinya
Kenangan yang telah kita hadapi bersama
Kenanglah untuk kebanggaan nantinya
Sampai jumpa ma’hadku
Semoga kami mengenangmu
Untuk di masa depanku
Dengan sebuah kisah klasikmu
Mungkin diriku (kami)
Masih ingin tetap bersamamu
Mungkin jiwa kami
Masih haus sanjunganmu
Juni 2001

ALAM & AMAL
Indahnya gunung aku pandang
Dengan kejauhan patamorgana
Indahnya tuan berlagak sombong
Merasa kekal hidup di dunia
Burung bernyanyi dengan merdu
Sambil terbang di langit biru
Kami bertanya untuk tahu
Sebab semua adalah milik-Mu
Tuhan…
Alam adalah milik-Mu
Kami adalah milik-Mu
Hidup dan matiku untuk-Mu
Namun mengapa kami tak mensyukuri
Wahai sang guru jagat raya
Dimanakah batas gunung & langit
Dimanakah batas timur & barat
Adakah nampak baik burukku
Oktober ‘൦൧

MAWAR
Oh, Mawar
Kulihat fisimu memang indah
Kulihat warnamu aku fens
Meskipun akarmu tak nampak
Kusentuh bungamu
Seakan aku kekal bersamamu
Kuraba durimu
Seakan aku tak ingin bersamamu
Aku memetik tubuhmu
Bersiaplah untuk tidak aborsi
Oktober ‘01

BERKATA CINTA,
CIDAHA BERKATA
Cinta
Oooh cinta….
Adik berkata
Bia cinta mempermainkan kakak
Maka nanti kulapor sama kakek
Biar aku yang memainkannya
Nenek berkata
Bila cinta ditolak
Maka dukun bertindak
Sayang, kamu lemah
Rembulan berkata
Bila cinta sudah melekat
Thai gigi pun terasa coklat
Oh sayang maklumi saya
Matahari berkata
Bila cinta sudah pergi
Bau keringat datang lagi
Oh Tuhan, di mana tawas
Mahasiswa berkata
Cinta itu tidak teratur
Karena cinta kita tidak akur
Masalah cinta pasti berbeda
Dosen berkata
Bila kamu mencari cintaku
Maka cofilah bukuku
Kujamin nilaimu bertambah Sopir taxi bangomong
Bila kau cinta bengong
Jangan harap kami tolong
Silahkan tunggu sampe bolong
PLN berkata
Bila cintamu padam
Jangan risau hidupmu suram
Sabar! Cinta bergiliran
Ibu berkata
Bila cinta telah kau dapat
Jangan lupa pesanku, Buyut!
Hati-hati dengan kontrasepsi
Nafsu berkata
Bila cinta diatas ranjang
Jangan serakah mata keranjang
Kutahu kita sama suka
Iblis mmenggoda
Bila cinta belum kau dapat
Jangan kerja urusan akhirat
Cintamu hadir, kita bersama
Tuhan berbisik
Bila kau mencari ridhaKu
Wanita, bukanlah tumbalmu
Takwalah sebaiknya cinta
Palu, 10 Oktober ‘o1


DIRIKU
Bingung
Tak tahu mengapa dia kembali
Mungkin sekedar menumpang
Atau memncari kesenangan diri
Bimbang
Dalam sebuah masalahnya
Mungkin tidak berfikir panjang
Maka itulah tanggapannya
Pusing
Problem itu menghantui setiap hari
Dalam langkah terasa pincang
Bahkan semua dia sesali
Gandrung
Mungkin jarak memisahkan semuanya
Sadar dan tidur kadang terbayang
Haruskah dia ganrung tanpa berita
Bingung dia membeli
Bimbang dia menawar
Pusing dia dengan penjual
Gandrung dia sebab kehilangan sesuatu
Di toko ada penjual dan pembeli
Di dunia ada waktu dan jalan
Di kita salah dan maaf
13 November 2001

Tidak ada komentar: